Wednesday, November 18, 2009

Ringkasan Khotbah 01 November 2009

Ringkasan Khotbah

Thema:”PETA DAN TELADAN ALLAH ( II )”

Nats : ( Yohanes 14, Kejadian 1:1, Matius 22:32 )

By: Ev. Romy Imanuel /RK.KU/GKKAI-P/01 Nopember 2009



Perjalanan hidup yang penuh misteri ini akan membawa kita menghadapi beberapa perkara sulit yang tersedia di dalamnya. Sebut saja kematian, sakit penyakit, keterhilangan, konflik, dll. Semua perkara hidup itu akan terus ada selama kehidupan di bawah matahari berlangsung. Bagaimana kita meresponinya? Bagaimana kita menjawabnya? Semua itu berawal dari apa yang kita pahami tentang pencipta kita, hidup ini dan siapa diri kita. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami dengan jelas apa kata Alkitab tentang hal-hal esensi (inti) dalam hidup ini.

Itulah sebabnya kita harus membiasakan diri untuk memahami konsep-konsep iman yang benar sesuai Alkitab. Selain untuk menjawab tantangan hidup ini, perlu diketahui bahwa semua konsep yang inti dari semua agama dunia pasti berbeda, dan karena perbedaan ini maka respon terhadap kehidupan dan masalah-masalah hidup akan berbeda sekali. Kita tidak sedang membicarakan tentang moralitas, semua agama membicarakan moralitas termasuk kekristenan. Dan perlu diketahui dalam hal moralitas kita tidak mempunyai pertentangan serius dengan agama lain, tetapi berbicara tentang prinsip iman kita pasti berbeda. Oleh karena itu mari kita membiasakan diri untuk memahami konsep-konsep dasar iman kita, walaupun mungkin tampak sangat sulit. Besabarlah dan minta Roh kudus membuka pikiran kita untuk memahaminya. Biarlah segala pengetahuan memimpin hidup kita dalam kekudusan dan pilihan yang benar dari hidup yang penuh misteri ini.

Hari ini kita membahas tentang satu topik yang besar dalam prinsip iman Kristen. Paulus mengatakan apabila tidak ada kebangkitan orang mati maka sia-sialah kepercayaan kita. Topik ini merupakan uraian dari khotbah minggu lalu tentang “manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah”.

Salah satu aspek dari eksistensi manusia adalah sifat kekekalannya yang menjadikan dia kekal tanpa akhir. Hal ini berbeda sekali dengan semua ciptaan yang lain, yang mempunyai awal dan akan berakhir setelah mengalami kematian. Apakah jiwa manusia kekal? Bagaimana dengan kehidupan setelah kematian? Semua pertanyaan ini adalah pertanyaan prisip yang penting untuk diketahui.

Manusia bersifat kekal

Doktrin The immortality of the soul atau ketidakbinasaan jiwa akan memberikan pengaruh yang besar terhadap seseorang tentang bagaimana dia hidup dan respon bagaiman yang akan dia ambil ketika situasi-situasi hidup bergejolak. 1 Timotius 6:16 mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya yang tidak takluk pada maut, satu-satunya yang memiliki kekekalan. Sepintas ketika membaca ayat ini maka akan muncul pertanyaan, bagaimana dengan manusia? Pada awal penciptaan manusia disebutkan tidak dapat mati tetapi setelah manusia jatuh dalam dosa maka dia mengalami kematian, baik kematian rohani ataupun kematian secara fisik karena upah dosa adalah maut. Konsep ini akan memudahkan kita menjawab pertanyaan “apakah bayi berdosa?” jawabannya pasti berdosa, alasannya karea mereka juga mengalami kematian. Konsep doktrin yang dipahami akan memudahkan kita menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental dalam hidup ini.

Setelah berdosa manusia harus mengalami maut, jika demikaian apakah manusia tidak memiliki kekekalan? Jawabnya, manusia tetap kekal adanya. Sebagai bukti mari melihat beberapa ayat di Maz 73:24-26. Sangat jelas di sana bahwa manusia itu kekal adanya. Di dalam PL banyak ayat lagi yang menjelaskan dengan rinci tentang kekekalan manusia, sedangkan di PB juga terdapat banyak sekali ayat-ayat yang berbicara tentang kebangkitan orang mati, kehidupan kekal, adanya surge dan neraka. Semuanya itu memberikan bukti yang jelas bahwa manusia memiliki kekekalan dan adanya kehidupan di seberang maut. Memahami konsep ini maka kita akan mudah menjawab pemahaman saksi yehova tentang “jiwa yang musnah” dan “ketiadaan neraka”.

Kenapa harus ada neraka? Karena Allah itu adil dan sifat keadilannya tidak akan pernah hilang. Membuang keberadaan neraka dan kekekalan jiwa berarti membuang sifat keadilan Allah. Itu adalah pikiran yang sangat bodoh. Jiwa tidak mungkin musnah demikian kata Alkitab.

Kalau jiwa tidak musnah, adanya kekekalan dan nyatanya surga neraka maka apa yang harus kita lakukan? Amsal 11:4; 27:24;2 korintus 4:16-18. Hidup harus memiliki orientasi yang jelas! Kita hidup untuk perkara kekal dan bukan perkara dunia, sangat celaka kalau hidup hanya dengan orientasi duniawi. Semua akan kembali kepada pencipta oleh karena itu selama diberikan kesempatan hidup kita harus tetap mengingat bahwa suatu saat hidup ini akan berakhir.

Dengan demikian maka perkara kehidupan setelah kematian penting untuk direnungkan. Yohanes 14 dan Yoh 3:16 memberikan jawabnya dengan jelas. Apabila kita ingin berada di dalam kekekalan sorga maka serahkan diri kepada Yesus, percayalah bahwa Dia sudah membasuh dosa kita di kayu salib, dan melalui karya keselamatan-Nya kita pasti masuk ke dalam kekekalan sorga.

Bagi setiap kita yang belum beriman kepada Yesus, sadarilah sebelum terlambat. Neraka itu sungguh ada dan jiwa kita ini kekal adanya. Jangan bodoh, bertobat dan percayalah kepada Yesus sekarang juga. Sebagai anak Allah yang mempunyai jaminan yang kekal setelah kekekalan akan memberikan respon yang berbeda terhadap hidup, keluarga, pelayanan, uang, hoby,dll. Hidup dengan pengharapan sorga akan lebih optimis dan produktif dibandingkan dengan mereka yang pasrah dan tidak mengerti tentang perkara kekekalan. Filsafat bodoh mengatakan “marilah kita makan dan minum karena besok kita akan mati” ini adalah kecerobohan hidup. Surga dan neraka itu nyata, jiwa ini tidak bias binasa. Renungkanlah sekarang, bagaimana kita hidup dan kemana kita pergi.

Ada pendapat yang mengatakan “orang Kristen itu hanya menciptakan sorga dalam pikirannya untuk melarikan diri dari dunia yang penuh penderitaan, itu hanyalah candu agar tidak gelisah dalam hidup” sekarang mari kita melihat beberapa perkara, kenapa bayi ingin lahir?kenapa ulat ingin jadi kupu-kupu?kenapa anak ayam ingin keluar dari cangkang? Jawabannya karena secara sadar mereka tahu, walaupun belum mengalaminya bahwa ada kehidupan di luar rahim, ada kehidupan di luar cangkang, ada wujud kupu-kupu. Ini adalah seruan jiwa dari seorang manusia, kita yakin sorga dan neraka sungguh ada, ini buka suatu pelarian pikiran.

Justru orang-orang yang mengatakan semua ini hanya “candu” adalah orang-orang yang sedang melarikan diri dari realitas yang sebenarnya karena mereka sendiri tidak siap berhadapan dengan kekekalan. Hidup yang sangat naïf.

Terima kasih Tuhan untuk keselamatan yang Engkau berikan, sekarang hidupku akan berorientasi kepada kekekalan, dengan iman mataku memandang ke sorga, kepada Engkau penyelamatku.

No comments: