Sunday, November 29, 2009

PENTINGNYA PENDIDIKAN FIRMAN TUHAN DALAM HIDUP BERJEMAAT (1)

PENTINGNYA PENDIDIKAN FIRMAN TUHAN DALAM HIDUP BERJEMAAT

Sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa keberhasilan
penjajahan dalam kurun waktu 3,5 abad lamanya adalah karena si
penjajah TIDAK menyediakan PENDIDIKAN bagi rakyat. Alhasil, rakyat
tidak dapat berpolitik, mudah dikelabui, bahkan tidak mampu mengambil
alih pemerintahan. Demikian pula saya berkeyakinan, bahwa manusia
tidak akan dapat menikmati kepenuhan kemerdekaan yang disediakan oleh
Tuhan Yesus bila orang-orang Kristen TIDAK DIDIDIK dalam KEBENARAN
ALLAH. Bahkan firman Tuhan mengatakan, merajalelanya ajaran-ajaran
palsu yang berkedok "kekristenan" dan "Roh Kudus", dapat mengakibatkan
orang Kristen kembali "dijajah" oleh kuasa kegelapan. Sungguh
menakutkan kalau kita membayangkan hal ini. Saya pribadi merasa ngeri,
bila kekuatiran Paulus yang diutarakan pada jemaat di Korintus sungguh
akan menjadi kenyataan, yakni "orang-orang Kristen menyia-nyiakan
kasih karunia Allah" (2 Kor. 6:1).

Kalau kita memerhatikan keadaan gereja-gereja, anak-anak Tuhan pada
dewasa ini, sungguhlah harus menimbulkan beban untuk benar-benar
memikirkan bagaimana MENDIDIK anak-anak Tuhan, gereja-gereja Tuhan,
pengerja-pengerja Tuhan dengan kebenaran Tuhan yang "ada sejak semula"
(meminjam istilah para rasul).

Menurut observasi kami, dewasa ini terdapat beberapa gejala sebagai
berikut.

a. Anak-anak Tuhan yang begitu besar hasratnya untuk mengetahui
kebenaran telah berhasil dipikat untuk mendengar serta mempelajari
"kebenaran-kebenaran" yang sudah banyak dibubuhi dengan "bumbu-
bumbu masak" supaya "asyik", "enak rasanya", dan "sedap
kedengarannya". Apakah sudah tiba saatnya apa yang dinubuatkan
Rasul Paulus menjadi kenyataan, bahwa orang-orang mengumpulkan
"guru" menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya?!
Menurut hemat saya, belum! Tetapi kita selaku hamba-hamba Tuhan
telah gagal dalam menggembalakan domba-domba Allah. Kita lebih
tertarik pada "yang di luar"; undangan- undangan yang begitu
memikat untuk khotbah/memimpin di luar, undangan- undangan untuk
membawakan berbagai seminar, bahkan undangan dan tawaran studi. Tak
heran kalau Tuhan, Gembala yang Agung berkeluh kesah: "Celakalah
gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri! Domba-
domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit
yang tinggi." Maka dalam kelaparannya, domba-domba Tuhan makan apa
saja yang dapat dimakannya!

b. Gereja yang seharusnya menjadi tiang kebenaran kini mengikuti mode-
mode persekutuan, mode tepuk tangan, mode "oikumene", dll.. Gereja
kini sudah kehilangan identitasnya -- merah tidak, putih pun tidak
tetapi samar-samar. Hamba-hamba Tuhan takut mengajarkan doktrin-
doktrin tegas, jelas, dan nyata. Gereja kita menjadi "banci".
Maklum, tanpa penyesuaian diri kita akan kehilangan jemaat! Gereja
dewasa ini merupakan gereja massa, gereja manusia dan bukannya
gereja Kristus yang JELAS IDENTITASNYA. Adanya perbedaan paham
doktrinal tidak perlu menjadikan kita eksklusif! Bukankah gereja
Tuhan adalah satu?

No comments: