Monday, December 7, 2009

Ringkasan Khotbah 22 November 2009

Ringkasan Khotbah

Thema: “HUBUNGAN DOSA ADAM & DOSA MANUSIA”

Nats : 1 Yohanes 2:1; 3:9, Mazmur 51:5, Roma 5:18

By: Ev. Agustinus /RK.KU/GKKA-PL/22 November 2009

Banyak orang memilki pemahaman bahwa dosa Adam tidak memilki hubungan dengan dosa umat manusia. Menyikapi hal trsebut di atas Louis Berkhof mengungkapkan ada empat pemahaman yang menyangkal adanya kaitan ini. Yaitu seebagai berikut:

1. Kaum Pelagian dan Socinian:

Paham ini menyangkal sepenuhnya adanya kaitan erat antara dosa kita dan dosa Adam. Dosa pertama memang dilakukan Adam saja, akan tetapi tidak ada sangkut pautnya dengan keturunannya. Selain hal tersebut, paham ini juga mngatakan bahwa manusia hanya mengikuti contoh buruk dari Adam.

2. Semi Pelagian dan Arminian:

Paham ini mengatakan bahwa manusia mewarisi suatu ketidak mampuan alamiah dari Adam, tetapi manusia tidak bertanggung jawab atas ketidak mampuan ini. Allah berkewajiban memberikan penyembuhan atasnya.

3. Teori New School/New Heven:

Paham ini mengatakan bahwa manusia dilahirkan dengan kecenderungan dalam dirinya untuk berdosa, namun dalam hal moralnya tidaklah salah. Sebab dosa merupakan pelanggaran hokum yang dilakukan dengan sadar dan maksud yang jelas.

4. Teologi Krisis:

Paham teologi krisis ini memiliki pemahaman bahwa dosa Adam merupakan rahasia predestinasi Allah yang bersifat historis, bahkan kisah kejatuhan itu adalah mitos. Ini merupakan paham yang menyesatkan karena tidak mengakui kebenaran Alkitab yang menyatakan bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah benar-benar ril.

- Alkitab menjelaskan bahwa dosa Adam selalu berkaitan dengan dosa semua manusia, sebab manusia tanpa terkecuali mrupakan keturunan Adam yang adalah manusia pertama. Raja Daud dalam kitab Mazmur raja Daud mengungkapkan “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mazmur 51:7). Ungkapan Firman Tuhan di atas memberikan suatu penegasan bahwa sesungguhnya seluruh keberadaan manusia telah dosa, meskipun manusia itu masih berada di dalam kandungan sekalipun. Hal ini merupakan suatu realita yang menunjukan bahwa dosa yang dilakukan oleh Adam, nenek moyang kita diwariskan kepada semua manusia, yang merupakan keturunannya. Selain hal tersebut, dalam 3:23 Alkitab menjelaskan “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehiolangan kemuliaan Allah,’’

- Jadi jikalau kita merupakan keturunan Adam dilahirkan dalam kadaan berdosa, maka sesungguhnya kita semua akan binasa, sebab Firman Tuhan sangat jelas mengatakan bahwa “Upah dosa ialah maut” (6:26a)

- Slain hal trsebut di atas Firman Tuhan juga menjelaskan bahwa “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk kedalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikinlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12). Jadi dengan kata lain, manusia sudah terperangkap di dalam dosa, tidak dapat melepaskan dirinya sendiri dan berada diambang kamatian yang kekal.

Dalam keberadaan manusia yang terpuruk seperti ini, Allah memberikan kita anugerah yang besar, dengan cara memeberikan anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus (Yohanes 3:16). “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebnaran semua orang beroleh pembenaran utnuk hidup” (Roma 5:18). Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa hanya melalui Kristuslah kita dapat memperoleh keselamatan dan lepas dari ikatan dosa.

1 Yohanes 3:9 menjelaskan “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; Sebab benih ilahi ttap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Jikalau kita melihat ayat Alkitab di atas dan membandingkannya dengan kehidupan kita saat ini, apakah benar bahwa setiap orang percaya benar-benar tidak berbuat dosa lagi? Dan jikalau

dalam realitanya orang-orang percaya masih dapat jatuh dalam dosa, Apakah Alkitab Salah?

Arti sesungguhnya dalam bahasa asli (Yunani), frase “tidak berbuat dosa lagi “ berasal dari kata “Amartian ou poiei” yang berarti “tidak terus berbuat dosa”. Dan frase “ia tidak dapat berbuat dosa” (ou dunatai hamartanein) yang berarti “tidak dapat terus berdosa”. Jadi dari hal tersebut di atas maka dapat kita pahami bahwa sesungguhnya kita diberikan Allah kesanggupan/ kemampuan untuk tidak berbuat dosa. Jadi jikalau ada seorang Kristen yang mengatakan bahwa dia tidak dapat lepas dari dosa, sebenarnya itu merupakan pilihannya sendiri intuk diikat oleh dosa. Sebab Firman Tuhan sangat jelas memberikan penjelasan kepada kita bahwa “Allah memberikan kesanggupan” kepada kita untuk menolak dosa dan memilih untuk taat kepada Allah.

Penutup:

Oleh sebab itu marilah kita bersama-sama menggunakan kemampuan yang Allah berikan bagi kita untuk mengatakan tidak untuk dosa dan senantiasa meneyenangkan hati-Nya dengan cara mentaati perintah-perintah firman-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.

No comments: