Tuesday, December 8, 2009

INTERNET AMAN UNTUK REMAJA

INTERNET AMAN UNTUK REMAJA

Dini hari telah menjelang. Hiruk pikuk masih terdengar dalam salah
satu warnet 24 jam. Saya baru saja selesai bekerja lembur untuk
mengejar "deadline" tulisan. Namun, saya terheran-heran dengan
suasana yang tetap ramai dengan anak-anak pelajar dan mahasiswa.
Ternyata permainan online telah menyihir mereka untuk masuk ke
"dunia lain". Internet sudah menjadi "mainan baru" yang asyik bagi
remaja pada era digital ini. Coba sebutkan, topik apa yang tidak ada
di internet? Mulai dari riset pengetahuan, gosip artis, sampai resep
kuliner terbaru pasti ada.

Tentu saja internet sangat bermanfaat. Siswa tidak perlu lagi
bersusah-susah "ngubek-ngubek" tumpukan buku di perpustakaan.
Tinggal mengetik beberapa kata di "search engine", bermilyar-milyar
informasi akan ditampilkan. Belum terhitung jutaan gambar, lagu, dan
bacaan gratis yang dapat diunduh.

Sebagai guru IT di sebuah SMA swasta, saya banyak mengamati
"fenomena IT" di kalangan remaja. Bermula dari rasa ingin tahu,
remaja mulai menerjunkan diri ke dalam komunitas dunia maya.
Sayangnya, "generasi digital" yang masih polos ini sering kali
terjun bebas tanpa pemandu. Mereka tercengang-cengang dengan tawaran
"kebebasan tak bersyarat" dari dunia cyber.

Tanya saja mereka. Siapa yang tidak tahu alamat situs-situs "hot"
atau tempat untuk mencari "crack" software ilegal. Mereka pun hafal
situs mana saja yang menyediakan "cheat" permainan tersambung yang
populer. Saya pernah menangani pelajar SMP yang tertangkap basah
menjebol "login" guru di server sekolah lewat laboratorium komputer.
Setelah interogasi "dari hati ke hati" yang panjang lebar, saya
menyimpulkan sang anak SMP ini hanya ingin pamer kepada
teman-temannya. Ia tidak bermaksud mengintip soal-soal ulangan
yang tersimpan rapi di folder-folder.

Namun, penemuan ini terlanjur mengejutkan para guru. Bagi remaja
yang sedang mencari pengakuan dan jati diri, predikat "hacker
junior" sungguh menjadi kebanggaan. Sering kali mereka meminta untuk
belajar mengutak-ngutik "password", yang menurut mereka lebih
"menantang" daripada hanya ketik-mengetik.

Menangani anak remaja memang gampang-gampang susah. Apalagi kalau
kita sendiri belum terlalu familiar dengan internet. Tapi tidak ada
salahnya kan kita sama-sama belajar? Berikut ini tips-tips yang
saya pelajari berdasarkan pengalaman.

1. Jadilah Sahabat Mereka

Melarang remaja bermain di warnet tidak sepenuhnya efektif untuk
menghambat remaja yang kreatif mencari celah. Lebih baik cari tahu
mengapa mereka menyukai perang-perang ala "counterstrike"? Mungkin
itu hasrat untuk "diakui" yang belum terpenuhi. Atau permainan apa
saja yang sekarang populer di kalangan remaja? Mengapa "Dota" lebih
populer dari pada "Ragnarok"? Dan mengapa anak-anak remaja cewek
cinta mati dengan "ayodance"?

Tunggu dulu, walaupun akrab dengan komputer, saya bukan penggemar
game. Satu-satunya permainan yang saya sukai hanya permainan logika,
seperti spider solitaire atau catur. Namun, saya mencoba menyelami
dunia remaja murid-murid saya. Dari obrolan sehari-hari, saya
mencoba memancing percakapan digital ini. Sekadar mencari tahu
sejauh mana murid-murid saya sudah ahli dalam "cracking". Sering
kali mereka lebih pintar dari dugaan saya.

Ketika mengajar di salah satu sekolah internasional tahun lalu,
seorang murid yang kesal pada salah satu guru komputernya, membuat
virus menyebar lewat jaringan LAN. Akibatnya, semua guru komputer
terpaksa lembur untuk meng-install ulang seluruh PC di laboratorium
komputer. Benar-benar merepotkan. Syukurlah murid-murid saya di sini
tidak ada yang setega itu?

2. Edukasi yang Benar Tentang Internet

Remaja butuh alasan yang logis mengapa aktivitas tertentu di
internet sangat dilarang. Saya menekankan bahayanya situs
pornografi, bukan hanya dilihat dari sisi moral. Namun, situs-situs
seperti itu biasanya memang menyusupkan "spyware" untuk menyerang
sistem komputer. Kode etik di dunia maya juga harus ditanamkan.
Misalnya menghormati privasi orang lain. Tidak seenaknya menjebol
"password" walaupun tahu bagaimana caranya. Jangan iseng menyebarkan
virus dengan sembarangan. Saya juga sering mengajarkan prinsip hukum
"tabur tuai". Kalau hari ini kita menabur kejahatan digital, suatu
hari kelak pun kita bisa jadi korban. Jadi, ada sisi moral juga
dalam pelajaran komputer. Tentu saja kita semua ingin anak-anak kita
suatu hari kelak membuat IT di Indonesia Berjaya, bukannya menjadi
calon pelaku cybercrime.

3. Pengaman Internet

Sekolah kami menggunakan software "winroute firewall" yang terkenal
ganas. Masih banyak software lain yang sejenis. Cara kerjanya adalah
menahan informasi yang mengandung kata-kata tertentu. Bagi yang
memiliki internet di rumah, saya rekomendasikan pada para orang tua
untuk menggunakannya. Atau untuk pemantauan langsung, bisa
menggunakan "Net Op Student". Dengan software ini, semua aktivitas
pada tiap komputer bisa dilacak lewat server.

4. Arahkan untuk Kegiatan Positif

Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan lewat internet. Misalnya
belajar bergaul di dunia blog atau berbisnis kecil-kecilan lewat
internet. Kalau remaja sudah begitu asyik untuk belajar hal-hal yang
baik, mereka tidak akan tertarik lagi untuk melirik situs-situs
murahan. Buat jejaring di situs komunitas juga tak kalah menarik.
Asalkan berhati-hati dengan iklan-iklan "dating" tak dikenal.

Akhirnya, kita memang bisa mengusahakan internet aman untuk remaja.
Demi kebaikan mereka dan demi masa depan bangsa juga. Mari kita coba
wujudkan impian Indonesia untuk berjaya di dunia digital.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Wikimu
Penulis: Sylvia Lim
Alamat URL: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12604

No comments: