Tuesday, April 22, 2008

Ringkasan Khotbah GKKA

Ringkasan Khotbah

GKKA Indoonesia jemaat PALU

Thema : “JADI API ATAU EMBUN”

Nats : Yakobus 3 : 5-6 ; Matius 5 : 9

By : Ev. Yakub

Tanggal : K U / 13 / 05 /07

PENDAHULUAN :

Menjadi api atau embun hanyalah sebuah ungkapan yang arti sebenarnya adalah kehadiran kita membuat suasana jadi panas atau dingin. Ini adalah sebenarnya berhubungan dengan peran kita di tengah-tengah suatu permasalahan.

Dalam kitab Yakobus 3:5-6 berbicara tentang anggota tubuh yang kecil yaitu lidah. Lidah yang kecil ini dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Contohnya : Lidah Rick Warren berapa puluh juta orang yang akhirnya menemukan tujuan hidup, kerohaniannya di bangun dan diberikan motifasi untuk melayani Tuhan. Ketika lidah kita, kita gunakan untuk memberitakan Injil dan orang lain dimenangkan bagi Tuhan maka Malaikat di Sorga bersorak-sorak. Lidah juga diibaratkan seperti api, walupun kecil dapat membakar hutan yang besar. Ini mengambarkan betapa bahayanya lidah. Contohnya : Kota Ambon, Poso hancur, keluarga berantakan, persahabatan terputus dll. Semuanya itu berawal dari lidah berperan sebagai api yang menghacurkan.

Dalam khotbahnya di atas bukit Tuhan Yesus mengatakan berbahgialah orang yang membawa damai. Yesaya 9:5 Yesus disebut sebagai Raja Damai. Itulah sebabnya Yesus juga mengharapkan para murid-Nya atau orang-orang percaya juga menjadi orang yang membawa damai. Untuk bisa menjadi embun yang menyejukkan atau pembawa damai kita perlu berlajar kepada Tuhan Yesus. Tiga setengah tahun Tuhan Yesus melayani telah bertemu dengan berbagai macam situasi, berbagai macam persoalan. Tetapi Yesus tidak pernah membuat masalah menjadi rumit atau menjadi tambah besar dan panas.

BAGAIMANA CARANYA SUPAYA MENJADI EMBUN ATAU PEMBAWA DAMAI?

1. Memahami, mengenal, melihat permasalahan dengan jelas.

Ketika ada orang yang datang kepada kita dan menceritakan permasalahannya dengan si A atau si B, janganlah gampang menghakimi atau menyalahkan sebelum kita mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Dalam hal ini kita perlu belajar kepada Tuhan Yesus. Dalam kitab Lukas 19:1-10 Yesus menumpang di rumah Zakheus. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut “Ia menumpang di rumah orang berdosa”. Zakheus dicap sebagai orang yang berdosa yang harus dikucilkan, yang tidak layak untuk dikunjungi rumahnya. Tetapi Yesus tidak pernah terpengaruh dengan orang banyak.

Yesus tahu masalah yang sebenarnya, tahu yang dibutuhkan oleh Zakheus. Kehadiran Yesus memberi pengakuan kepada Zakheus, bahwa ia juga keturunan Abraham. Dampaknya adalah pertobatan Zakheus.

2. Berdiri Di Atas Kebenaran

Di masyarakat kita seringkali terjadi konflik disebabkan kerena fanatik yang buta. Fanatik dengan kelompoknya, sukunya, atau agamanya. Jika salah satu ada yang disakiti tidak perduli salah atau benar anggota kelompoknya akan membela mati-matian. Contohnya: perkelahian antar kampung, falkutas, suku, dan agama. Seorang pembawa damai harus berdiri di atas kebenaran jika ada yang tidak tepat harus berani menegur. Jika ada yang salah, harus berani memberi koreksi. Ini yang dilakukan Tuhan Yesus. Berkali-kali Tuhan Yesus memberi koreksi kepada orang-orang Farisi walaupun mereka adalah guru yang senior. Yesus juga pernah menegur Marta padahal ia dekat dengan Yesus karena kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara.

3. Tidak Menghindari Konflik/Berani Mengahadapi Situasi Masa Kini.

Orang yang menjadi embun atau pembawa damai terkadang melakukan tindakan yang salah yaitu dengan membiarkan suatu masalah supaya tidak ribut, atau melerai tanpa benar-benar mendamaikan. Konflik atau kesalahan tidak bisa dibiarkan begitu saja supaya kelihatan tenang. Karena itu justru akan sangat berbahaya. Tuhan Yesus ketika melihat penyalagunaan bait Allah terjadi konflik di depan tetapi pada akhirnya membawa kebaikan bagi banyak orang.

ORANG YANG MEMBAWA DAMAI DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH

1 Tesalonika 5:23 ; Ibrani 13:20 Allah disebut Allah damai sejahtera. Roma 15:23 ;

2 Korintus 13:11 Allah disebut sumber damai sejahtera. Efesus 2:14-16 ; Kolose 1:20 mengusahakan damai adalah pekerjaan Allah. Jadi orang yang mengusahakan damai disebut anak-anak Allah, artinya mereka mirip dengan Allah karena mereka melakukan apa yang Allah lakukan. Amin